Sunday, May 6, 2018

Feynman: Cerita dan Catatan


Saya akan melanjutkan cerita tentang Feynman ya Kawan. Saya akan memenuhi jandi saya dulu ketika posting di instagram 

https://www.instagram.com/p/BeLFUVKjjLl/?taken-by=okky_ft

Selamat menyimak kelanjutannya dan semoga bermanfaat.

Feynman adalah fisikawan peraih Nobel Fisika tahun 1965 dengan segi kepribadian yang menarik: pendidik yang menyenangkan, penulis ulung, pelukis amatir, penggila teka-teki, badut yang konyol, petualang, musisi amatiran, dan lihai dalam bercerita. Satu lagi, Feynman juga terkenal sebagai pembobol lemari besi. Lemari besinya gak kira-kira yang dia bobol. Lemari – lemari besi laboratorium nasional super canggih yang berada di ‘desa’ Los Alamos. (Notes: FYI, Los Alamos yang berada di Negara Bagian New Mexico US adalah sebuah lab rahasia paling canggih milik pemerintah Amrik saat itu. Lab ini menjalankan *‘Manhattan Project’* yang salah satu kerjaannya adalah membidani lahirnya bom Atom untuk perang dunia ke-2! Coba simak _tagline_ di web-nya: _”Delivering science and technology to protect our nation and promote world stability_ ngeriiii brayy).

 Pemikiran – pemikiran dan sepak terjang hidup Feynman menurut saya perlu kita cermati kembali sebagai sebuah perenungan bagi saya khususnya dan para pendidik lainnya di negeri ini.

Sebagai seorang pendidik di sepanjang hidupnya, Feynman mengajarkan, lebih tepatnya menularkan, kenikmatan berpetualang dalam dunia nyata dengan menerapkan kaidah- kaidah ilmu pengetahuan khususnya bidang yang dia cintai: fisika. Feynman mencoba mengingatkan kepada kita tentang salah satu nilai dari ilmu pengetahuan yang kita wariskan kepada generasi masa depan yaitu apa ia sebut sebagai “kenikmatan intelektual”.


Kenikmatan intelektual Feynman berpijak pada semangat naluriah manusia yang utama yaitu: keingintahuan dan eksplorasi. Sifat alamiah inilah yang sering kita lupa sebagai seorang manusia dewasa. Kita lupa cara-cara kita dahulu saat kanak-kanak ketika menemukan sesuatu yang aneh dan baru. Kita lupa bagaimana kita dahulu begitu antusiasnya ketika menanyakan bagaimana kunang-kunang bisa mengeluarkan cahaya atau bagaimana bisa listrik bekerja. Kadang kita berkilah bahwa itu sudah sesuai dengan masanya. Saat kecil dahulu mungkin kita seperti itu. Tapi, ketika sudah dewasa kita tidak perlu lagi seperti itu. Kita sudah cukup dibebani dengan berbagai persoalan hidup. Yang begitulah kira-kira…..

Dokumentasi Feynman


Bila kita sebagai pendidik memiliki pemikiran seperti itu, rasa-rasanya akan sangat sulit menularkan semangat belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi kepada siswa.

Padahal, salah satu kunci kesuksesan masa depan di era VUCA _(Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity)_ ini adalah mengeksplorasi solusi. Jika kita ingin memecahkan masalah yang belum pernah kita pecahkan sebelumnya, kita harus berani membiarkan pintu terbuka untuk kemungkinan-kemungkinan yang belum kita ketahui. Di sini kita menemukan suatu yang sangat penting: bahwa untuk tetap maju, kita harus mengenali kebodohan kita sendiri dan memberikan ruang untuk ragu. Mengapa ragu? Karena kata Feynman _“Ilmu pengetahuan merupakan struktur pernyataan dengan berbagai derajat kepastian—Beberapa tidak yakin, beberapa hampir yakin, dan tidak ada yang yakin secara mutlak.”[1]_

Tanggung jawab kita untuk mengajarkan bahwa keraguan dalam memenuhi naluri keingintahuan bukanlah sesuatu untuk ditakuti, melainkan untuk diterima dan didiskusikan. Memperjuangkan “kenikmatan intelektual” ini merupakan tugas yang harus kita lakukan untuk semua generasi yang akan datang. Mereka akan selalu berusaha menemukan hal-hal baru dan menarik yang memberikan perasaan _eureka_ dan mengandung tantangan. Mereka tidak pernah berhenti mencari tahu tentang apa yang dilakukan oleh orang lain, mengapa mereka melakukannya, dan senantia merendahkan hatinya untuk belajar dari orang lain.

Saya masih ingat kisah ketika Feynman diledekin oleh salah seorang sahabatnya yang seorang seniman terkenal. “Lihat, betapa indah bunga ini”_ kata seniman itu. ”Aku seorang seniman, dapat melihat betapa indahnya setangkai bunga ini, tapi kamu, ilmuan, mengeratnya menjadi kepingan-kepingan kecil hingga tidak bisa dinikmati lagi.”

Feynman pikir peryataan sahabatnya itu ngawur. Tapi dia tidak emosi dan ajak gelut. Justru Feynman mengajak seniman tersebut jalan-jalan ke kantornya dahulu di CERN (singkatan dari bahasa PerancisConseil EuropĂ©ene pour la Recherche NuclĂ©aire. Sebuah laboratorium yang teramaaat besar yang areanya memakan wilayah dua negara yaitu perancis dan Swiss. CERN punya alat yang disebut LHS (Large Hadron Collider) Accelerator sebuah alat pemercepat partikel yang panjang kelilingnya adalah sekitar 27 kilometer atau 27000 m. Bayangin kalau misalkan tiang listrik (eh..) tingginya 10 m (untuk mempermudah perhitungan) maka diperlukan 2700 tiang listrik untuk muterin itu alat.. Laboratorium segede-gede itu punya pekerjaan rumah yang banyak. Yang utamanya adalah justru mencari yang kecil kecil…supeeeerrrr duper kecil hingga sudah tidak tahu lagi harus berhenti dimana. Jadi jangan remehkan si kecil.

Sembari berjalan ke CERN Feyman mengatakan bahwa keindahan yang dia lihat adalah keindahan yang bisa dilihat semua orang. Banyak sekali peristiwa rumit di dalam sel bunga tersebut, dan juga proses-proses lainnya yang justru hanya akan menambah keasyikan dan misteri serta kekaguman kita. Feynman  tidak mengerti bagaimana pemahaman ilmiah seperti itu dikatakan bisa mengurangi keindahan pada setangkai bunga. Saat tiba di suatu tempat di CERN mereka disambut antusias oleh berlusin-lusin ilmuan pandai. Satu orang yang muncul ke depan yang diketahui sebagai salah satu pimpinan proyek. Sedangkan seniman masih celingak-celinguk mengamati laboratorium di sekitarnya. ‘Jalan-jalan sore itu’ menjadi peristiwa besar bagi CERN karena kehadiran Feynman. 

Kala itu Feynman bertanya kepada pimpinan tersebut: “Apa yang sedang kalian kerjakan saat ini?” sembari memamerkan kedigdayaan mesin-mesin di Laboratorium itu—yang berhasil membuat seniman itu semakin takjub—ia menjelaskan kepada Feynman apa yang sedang dilakukan orang-orang cerdas ini. “Berapa biaya yang telah dihabiskan?”. Persisnya saya lupa jawaban si kepala proyek itu tapi yang pasti begitu besar angkanya hingga membuat Feynman heran. Ckckck…tiba-tiba si kepala proyek menyadari sesuatu. Apa yang dia kerjakan bersusah payah bersama tim ini adalah justru untuk membuktikan teori yang diusulkan oleh Feynman tentang 

”The Principles of Least Action in Quantum Mechanics”

Apaan tuh? nanti saja..mungkin lain kali saya akan menuliskannya..he he he..pokoknya masih seputar fisika partikel dan kuantum.

Feynman hanya mendelik. Ia diam sebentar dan kemudian berkata:

“Anda tidak percaya dengan saya?”

Krik…krik…krikk.

(Anda paham? Bila belum saya bantu jelaskan ya..jadi sudah umum diketahui bahwa dalam dunia fisika biasanya teori/perumusan suatu konsep sudah ditemukan dahulu dengan menggunakan perhitungan matematika, murni tanpa percobaan laboratorium. Ketika permususannya logis, urutannya sesuai kaidah ilmu matematika dan teruji dengan perumusan sebelumnya atau ada orang lain yang sama-sama menemukan ungkapan rumus tersebut maka dikatakan teori tersebut benar. Akan tetapi selama tidak dapat dibuktikan secara eksperimen di dunia dan alam semesta kita, teori tersebut belumlah benar sesungguhnya. Karena belum sesuai dengan kenyataan. Nah, karena Feynman berhasil menemukan teori tersebut dan sudah diterima oleh banyak Fisikawan lainnya namun tetap saja harus dibuktikan eksistensinya di alam semesta, makanya dia tanya “kamu gak percaya saya teori yang telah saya temukan. Belum cukup yakin sampe mesti harus ngeluarin duit sebegitu banyak).

Yah seperti itulah cara usilnya Feynman memberikan pengertian kepada orang-orang disekitarnya.

Bagi Feynman, “nilai ilmu pengetahuan mudah dikenali oleh siapa saja. Ilmu pengetahuan memungkinkan kita melakukan dan membuat banyak hal. Ilmu pengetahuan merupakan senjata yang memberi kita kekuatan untuk melakukan perbuatan baik dan buruk.”[2]






[1]  Leighton, Ralph and Gweneth Feynman. 2001. What Do You Care What Other People Think?”: Further Adventures of a Curious Character . New York : W.W. Norton & Company, Inc. Diterjemahkan oleh penerbit Mizan dengan Judul “Feynman: Genius Fisika Paling Cool Sedunia”
[2] Leighton, Ralph and Gweneth Feynman. 2001. What Do You Care What Other People Think?”: Further Adventures of a Curious Character . New York : W.W. Norton & Company, Inc. Diterjemahkan oleh penerbit Mizan dengan Judul “Feynman: Genius Fisika Paling Cool Sedunia”

No comments:

Post a Comment